Beberapa waktu ini saya tengah mengerjakan sebuah project pribadi, di sela waktu bekerja demi klien. Project pribadi tersebut adalah merancang desain ungkapan inspirasional tokoh-tokoh yang saya kagumi. Beberapa di antaranya telah saya posting di Linkedin.
Ada sebuah niatan sederhana di balik pengerjaan project pribadi tersebut. Saya ingin berbagi ungkapan-ungkapan para tokoh yang banyak menginspirasi saya dan berharap Anda-Anda mungkin akan merasakan inspirasi yang sama.
Saya percaya salah satu cara terbaik belajar adalah dengan menyerap pemahaman & kebijaksanaan orang-orang yang telah terlebih dulu menjalani kehidupan. Dari pengalaman mereka kita mendapatkan panduan. Mengambil pelajaran, menyerap yang baik, menyesuaikannya dengan kondisi hidup kita dan menggunakannya untuk menghadapi tantangan yang kita temui.
Berikut beberapa ungkapan tokoh yang saya buat desainnya.
Ridwan Kamil Tentang Kreatifitas
Arsitek yang sekarang menjabat Walikota Bandung ini banyak berbicara tentang pentingnya kreatifitas dalam pekerjaan dan kehidupan. Saat dia mengisi acara Tedx Jakarta, dia berbicara tentang pengalamannya dan pembelajaran yang dia dapat selama ini. Dan ada satu bagian yang sangat berkesan bagi saya, ketika dia bercerita tentang seorang nenek yang “mengkritik” para akademisi, orang pintar, pejabat dan sejenisnya, bahwa mereka kurang mampu memberikan solusi riil terhadap masalah-masalah yang dihadapi rakyat.
Ridwan Kamil men-summary bahwa kreatifitas mustinya tidak hanya digunakan untuk memuaskan hasrat pribadi & kelompok, namun lebih penting kreatifitas harus mampu merubah masyarakat menjadi lebih baik.
Ignasius Jonan Tentang Pelayanan
Tokoh kedua yang saya kagumi adalah Ignasius Jonan, CEO PT. KAI. Dia berhasil melakukan transformasi luar biasa terhadap kinerja & budaya korporasi BUMN pengelola layanan transportasi kereta api. Bagi Anda yang pernah naik kereta api di Indonesia sebelum tahun 2005 pasti paham betapa berbedanya layanan perusahaan plat merah tersebut.
Saya pribadi adalah pengguna kereta api, karena saya bekerja di Jakarta sementara keluarga tinggal di Semarang. Hampir setiap 2 minggu sekali saya pulang kampung. Dan kereta api adalah pilihan transportasi utama saya.
Jika dulu, naik kereta api adalah mimpi buruk. Bahkan jika Anda naik kereta kelas eksekutif. Beberapa kali saya mengalami naik kereta ekskutif tanpa tempat duduk. Yup, tanpa tempat duduk, karena tiket dengan tempat duduk sudah habis, dan yang tersedia tanpa tempat duduk. Jadi di mana kami, saya & rekan penumpang senasib, berada, kami menghabiskan waktu perjalanan di ruang antar gerbong.
Jangan tanya yang kelas bisnis atau ekonomi. Dijamin Anda tidak akan bisa beristirahat tenang meski mendapatkan tempat duduk. Karena kondisi kereta yang relatif kotor, penuh sesak, asap rokok di mana-mana dan pastinya pedagang kaki lima yang tidak ada habisnya bolak-balik menjajakan dagangannya.
Namun, sejak Ignasius Jonan memegang kendali perubahan dramatis berlangsung. Nah, satu ungkapan Pak Jonan yang saya anggap menginspirasi adalah ungkapan di atas, bahwa target pekerjaan adalah kepentingan/kepuasan stakeholders, dalam hal ini bisa berupa publik, perusahaan, pihak lain dan sebagainya. Sedangkan kita sendiri tidaklah sebegitunya signifikan. Karena secara esensial, dalam pekerjaan atau hal apapun dalam hidup, kita adalah pelaksana yang diberi amanat. Jadi laksanakan amanat sebaik mungkin.
Anies Baswedan Tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia
Satu lagi tokoh yang saya kagumi adalah Anies Baswedan, yang saat ini menjadi Rektor Universitas Paramadina, selain aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Seorang akademisi yang alih-alih puas di “menara gading” universitas malah terjun secara riil dalam berbagai gerakan sosial, salah satunya lewat Indonesia Mengajar.
Dari banyak kegiatan, dia banyak berbicara tentang berbagai isu di masyarakat, namun saya temukan ada sebuah benang merah tentang arti pentingnya “pembangunan sumber daya manusia” Indonesia lewat berbagai cara, salah satunya pendidikan. Dia senantiasa menekankan pada pentingnya pengembangan karakter, mental, semangat juang, kejujuran dan tentunya kualitas intelektual. Dengan harapan ke depan, bangsa ini bisa menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan berdaya.
Fuad Hassan Tentang Keberanian Bersikap & Bertindak
Mungkin banyak diantara generasi sekarang yang tidak kenal dengan Fuad Hassan, well, dia adalah mantan Menteri Pendidikan di masa pemerintahan Soeharto, seorang Guru Besar Psikologi di Universitas Indonesia dan berbagai peran sosial kemasyarakatan lainnya.
Ada satu ungkapan Fuad Hassan yang saya sangat ingat, “Hanya Rajawali yang berani terbang tinggi walaupun sendiri”. Saya memaknai ungkapan beliau sebagai sebuah pembelajaran kepada kita, khususnya kaum muda, bahwa setiap kita adalah adalah penempuh perjalanan hidup, di mana kita akan menghadapi berbagai tantangan, masalah, menemui orang-orang yang beragam, mendapatkan teman sekaligus menemui lawan. Namun, apapun yang terjadi, seberat apa masalah di depan, teguhkan diri, kuatkan hati, bulatkan niat untuk terus maju. Ibarat seekor Rajawali, tak peduli seberapa jauh perjalanan, tetap ditempuh, walau tak ada yang menemani.
Maka, dalam hidup, jadilah Rajawali-mu sendiri. Beranilah bersikap, bertindak dan mengambil tanggung jawab atas konsekuensi pilihan dan sikap tadi.
Itulah beberapa desain ungkapan yang saya buat sejauh ini. Ke depan saya berniat untuk membuat lebih banyak desain ungkapan inspirasional tokoh. Jika Anda menemukan atau mempunyai ungkapan yang inspirasional, silahkan hubungi saya, dengan senang hati saya akan buatkan desainnya untuk Anda dan kita semua.
Salam,
Updates: